Dialog Dan Silahturahmi Komisi X DPR RI Bersama Buruh, Mahasiwa Dan Petani

Dialog dan Silahturahmi  komisi X DPR RI Hasanudin Wahid bersama Buruh, pekerja, Petani dan mahasiswa malang raya, bertempat di Batavia Cafe dan Galeri Jalan Jakarta No. 51 Kota Malang (19/03/2023).

{Klikbatu.id} Malang – Dalam pertemuan yang di gagas oleh panitia pelaksana yang juga merupakan aktivis serikat buruh, Dialog interaktif dan berlangsung dinamis dalam harmoni penuh keakraban walau beberapa tamu undangan baru saja berjumpa dan baru saling mengenal semangat persaudaraan sangat terasa di antara para tamu undangan yang juga mayoritas adalah para Aktivis di bidangya masing-masing.

Hadir dalam pertemuan tersebut, Perwakilan serikat buruh, Serikat pekerja, Aktivis Mahasiswa dan Juga perwakilan dari Petani Dan Dua Staf ahli di kementrian.

Hasanudin Wahid  dalam dialog menyampaikan bahwa Dewan Perwakilan rakyat adalah tempat keluh kesah dan mengadu bagi masyarakat manapun, apapun keluhan masyarakat adalah tanggung jawab kami yang mewakili rakyat di dewan dan wajib bagi kami untuk meneruskan aspirasi rakyat kepada eksekutif pemerintahan sekaligus harus kami perjuangan dengan semaksimal mungkin agar membuahkan hasil yang baik dan bisa langsung di rasakan oleh masyarakat.

Hasanudin Wahid juga menyampaikan Ada anggaran 10 ℅ dari APBN dalam negri yang di di berikan kepada komisi X DPR RI yang membidangi Pendidikan, Riset, Budaya dan Kepariwisataan, APBN itu di dapat dari hutang luar negri namun jika tidak di olah dengan baik dan benar tentang peruntukanya maka akan menjadi sesuatu yang Mudharat dan Siasia, Maka dari itu dalam pertemuan ini Saya sampaikan juga mengenai program beasiawa pendidikan yang akan di keluarkan di tahun 2023 ini sebanyak 40 ribu kuota untuk wilayah malang raya, yang akan di berikan kepada Anak didik dari keluarga kecil menegah kebawah mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga ke jenjang kuliah.

Dengan harapan bahwasanya pendidikan itu adalah hal yang wajib bagi anak-anak generasi penerus peradaban bangsa yang maju, Beradab dan Bermarwah, Tidak boleh ada anak-anak di negri ini yang tidak mendapatkan pendidikan dengan layak dan berkeadilan.
Ungkapnya”.

Ketua komisi X DPR RI yang juga dulunya adalah Altivis mahasiswa di era 90an itu
juga sempat menyinggung tentang pergerakan aktivis saat ini yang sudah bergeser menjadi egosentris  sektoral yang mana jika pada saat era orde baru dulu berbagai elemen lembaga pergerakan sangat kuat dalam membangun kesatuan dan persatuan gerakan atas dasar kesamaan nasib merasakan ke ketidakadilan hidup dalam kungkunga tirani, Sehingga manakala ada salahsatu kelompok gerakan antivis merasa terdazalimi maka kelompok gerakan lain akan dengan sigap membantu melebur dalam satu barisan perlawanan yang kuat dan tangguh.

Namun pada saat ini gerakan-gerakan aktivis lebih cenderung memperjuangan kelompokya masing-masing meskipun tujuan perjuanganya sama dan cenderung lebih terkesan terkotak-kotak oleh kepentingan dan tujuan masing-masing kelompok yang menjadikan gerakan aktivis sangat mudah di baca dan kungkinan besar juga dapat dengan mudah di lemahkan. { Ags}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *