Foto: Perpustakaan Nasional Indonesia
Wisatanews.id,- Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu objek wisata utama yang wajib dikunjungi wisatawan di Bali. Bertengger di atas tebing curam, Pura Luhur Uluwatu adalah salah satu dari enam pura utama yang dianggap sebagai pilar spiritual Bali.
Terkenal karena lokasinya yang megah dan pemandangan laut yang menakjubkan, candi ini berdiri dengan latar belakang matahari terbenam yang menakjubkan.
Pura Uluwatu terletak di Desa Pekatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, sekitar 30 km sebelah selatan kota Denpasar. Pura Uluwatu disebut juga Pura Luwur merupakan salah satu pura dari Taman Kahyangan, yaitu enam Pura Kahyangan yang dianggap sebagai pilar spiritual Bali.
Menurut situs resmi Perpustakaan Nasional Indonesia, Pura Uluwatu menempati kawasan di atas tebing tinggi yang menjorok ke Samudera Indonesia pada ketinggian sekitar 70 m di atas permukaan laut. Karena letaknya di atas batu karang, untuk mencapai lokasi candi harus menaiki tangga batu yang agak tinggi. Bangunan pura ini menghadap ke timur, tidak seperti pura lainnya di Bali yang biasanya menghadap ke barat atau selatan. Ratusan kera berkeliaran di sepanjang jalan di tepi luar pura. Meski terlihat jinak, monyet-monyet ini kerap mengganggu pengunjung dengan merebut makanan atau barang.
Di ujung jalan yang menanjak, terdapat dua pintu masuk ke kompleks candi, satu terletak di utara dan satu lagi di selatan. Pintu masuk berupa gapura terbuat dari batu. Di depan gapura berdiri sepasang arca berbentuk manusia berkepala gajah dalam posisi berdiri. Dinding fasad gapura dihiasi dengan ukiran halus dengan motif daun dan bunga.
Di bagian dalam, di belakang gapura, terdapat lorong dengan tangga batu menuju ke halaman. Lorong terbuka ini dinaungi oleh pohon-pohon yang ditanam di sepanjang sisi kiri dan kanan lorong.
Pelataran adalah pelataran terbuka. Lantai pekarangan ditutupi ubin batu yang tertata rapi. Di dekat pintu gerbang, di sisi utara, terdapat sebuah bangunan kayu. Di sebelah barat, di seberang pintu masuk terdapat gapura paduraksha, yaitu pintu masuk menuju pelataran yang lebih dalam.
Berbeda dengan gapura luar, gapura ini merupakan gapura beratap batu. Pintu masuk melengkung dan dibingkai oleh pasangan bata. Di atas ambang pintu ada kepala raksasa berukir. Bagian atas gapura berbentuk mahkota dan dihiasi dengan berbagai motif pahatan. Celah antara gapura dan tembok di kiri dan kanan pelataran ditutup oleh tembok yang juga dihiasi pahatan.
Di sebelah selatan terdapat pelataran kecil yang terbentang dan menjorok ke laut. Di ujung halaman, terdapat sebuah bangunan kayu yang terlihat seperti tempat orang duduk-duduk sambil memandangi lautan. Sejak dibangun, Pura Uluwatu telah banyak mengalami pemugaran. Bahkan, sekitar tahun 1999, bangunan candi ini pernah terbakar akibat sambaran petir.